Jawaban UAS Teknologi dan Media Pembelajaran

Rosi Rahmawati Ahmad

Pendidikan Agama Islam

Jawaban Uas Teknologi Dan Media Pembelajaran

Semester VI



1.  Analisis pembelajaran metode:

Ø  Drills and Practice

Drill (v) berasal dari bahasa Inggris yang berarti melatih untuk memperoleh kecakapan atau keterampilan. Dalam konteks pembelajaran memiliki arti yaitu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drills akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan. Dengan latihan yang terus menerus, maka akan tertanam dan kemudian akan menjadi kebiasaan. Selain itu, untuk menanamkan kebiasaan, model ini juga dapat menambah kecepatan, ketetapan, kesempurnaan dalam melakukan sesuatu serta dapat pula dipakai sebagai suatu cara mengulangi bahan latihan yang telah disajikan, juga dapat menambah kecepatan.

Pembelajaran komputer berbasis komputer merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan pada pelatihan dan pengulangan yang terus menerus sehingga siswa menjadi biasa dan terlatih. Untuk mendapatkan keterampilan yang tinggi dan penguasaan materi guru dapat memberikan latihan-latihan untuk memperoleh pengetahuan yang siap pakai dan aplikatif. Dalam penerapannya metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan:

     Materi yang diberikan bersifat berkesinambungan sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami
    Pada model ini guru memonitoring, membimbing dan mengoreksi kesalahan dan kekurangan peserta didik sehingga memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan skill peserta didik
    Keterampilan yang diperoleh bersifat siap pakai dalam kehidupan sehari-hari
     Pengetahuan dan penguasaan memungkinkan peserta didik mengembangkan dan mengaplikasikannya serta mengintegrasikan dengan kondisi dan situasi yang ada
     Adanya berbagai srtategi unutuk menambah dan meningkatkan skill anak didik     Kekurangan:

    Latihan yang terus menerus bisa menimbulkan kejenuhan yang membuat peserta didik merasa enggan untuk melanjutkan proses pembelajaran
    Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan membentuk refleks yang bersifat irasional.

Ø      Tutorial

Tutorial berarti pelajaran tambahan yang diberikan oleh tutor atau guru. Dalam pembelajaran tutorial diartikan sebagai bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian arahan, bantuan, petunjuk, dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif. Program tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software berupa program komputer yang berisi materi pelajaran dan soal-soal latihan. Tutorial dalam program pembelajaran berbasis komputer ditunjukan sebagai pengganti sumber belajar ynag proses pembelajaran diberikan lewat teks, grafik, animasi, audio yang  tampak pada monitor yang menyediakan pengorganisasian materi, soal-soal latihan dan pemecahan masalah. Program tutorial memperkenalkan materi pelajaran baru kepada siswa dan kemudian ditindaklanjuti dengan latihan dan praktik. Program tutorial umumnya menyediakan tes awal dan tes akhir berkenaan dengan materi yang disampaikan. Program ini juga untuk memberikan pengayaan pelajaran atau membantu siswa yang tidak hadir dalam pelajaran tertentu.

Secara sederhana, pola-pola pengoperasiannya adalah sebagai berikut:

(1) Komputer menyajikan materi,

(2) Siswa memberikan respon,

(3) Respon siswa dievaluasi oleh komputer dengan orientasi pada arah siswa dalam menempuh prestasi berikutnya, dan

(4) Melanjutkan atau mengulangi tahapan sebelumnya

kelebihan program ini adalah mempermudah siswa dalam memehami dan menguasai matrei yang disampaikan. Kelemahannya adalah kurang efektif jika diaplikasikan pada kelompok besar karena guru kesulitan membagi perhatian kepada semua siswa

Ø Metode simulasi

Simulasi memiliki arti percontohan atau model dari satu obyek yang diberikan untuk memahami bagaimana obyek tersebut bekerja untuk kemudian bisa mengevaluasi dan menganalisis obyek tersebut. Pembelajaran metode simulasi merupakan pembelajaran yang membawa siswa pada pengalaman kongkrit untuk mendapatkan pengalaman nyata sehingga mudah dalam memahami materi yang disampaikan.

Kelebihan metode simulasi:

·         Mdel yang digunakan dapat digunakan berulang-ulang

·         Simulasi memungkinkan melakukan penelitian terhadap obyek tanpa merusak obyek nyata

·         Simulasi memungkinkan melakukan analsis obyek jangka panjang dengan waktu relatif singkat

Kelemahan metode simulasi:

Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan dilapangan.

 Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan

Ø   Metode Games

metode games dalam pembelajaran berbasis komputer merupakan fasilitas belajar bagi siswa yang disajikan dalam bentuk permainan. Tujuannya adalh memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Konten permainan tentu saja harus edukatif.

Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games (Eleanor.L Criswell, 1989: 20)

permainan dalam pembelajaran ini digunakan untuk membelajarkan siswa, permainan juga dapat digunakan untuk memperoleh beragam informasi seperti: fakta, prinsip, proses, struktur, dan sistem yang dinamis, kemampuan dalam hal memecahkan masalah, pengambilan keputusan, kemampuan kerja sama, dan sebagainya.

Ø  Kelebihan:

      Peserta didik dirangsang untuk aktif, berfikir logis, sportif dan merasa senang ( puas )           dalam proses belajar mengajar.
    Materi pembelajaran IPA dapat lebih cepat dipahami.
     Kemampuan memecahkan masalah pada peserta didik dapat meningkat.

Ø  Kelemahan :

      Tidak semua topik (materi pembelajaran) dapat disajikan dengan metode permainan.
      Dapat memakan waktu yang lama dalam proses pembelajaran.
    Permainan dapat mengakibatkan kelas gaduh sehingga dapat mengganggu ketenangan kelas sekitarnya.

2.     Masalah berkaitan penerapan ICT:

·         Kurangnya pengadaan infrastruktur TIK. Hal ini disebabkan sulit dijangkaunya beberapa daerah tertentu di Indonesia, sehingga penyebarannya tidak merata. Masih banyak daerah yang sulit dijangkau oleh alat transportasi. Untuk mencapai daerah yang dituju, hanya dapat ditempuh dapat dengan jalan kaki. Sedangkan dengan berjalan kaki, tidak memungkinkan untuk membawa berbagai peralatan multimedia.

·         Masih digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang begitu pesat.

·         Kurangnya infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum yang mengaturnya. Sebab, Cyber Law belum diterapkan di dunia hukum Indonesia.

·         Mahalnya biaya pengadaan dan penggunaan fasilitas TIK. Hal ini dikembalikan lagi kepada pemerintah. Dapat kita lihat pemerintah masih pelit mengalokasikan dana untuk pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan fasilitas di daerah pedesaan masih sangat minim. Sementara di kota sudah hampir merata, terutama di lembaga-lembaga pendidikan unggulan

·         Kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang ICT di dunia pendidikan

Solusi:

    Pemerataan fasilitas belajar yang memadai di seluruh wilayah Indonesia pada semua jenjang pendidikan.
    Menggunakan perangkat multimedia yang berkualitas bagus dan up to date
    Perlu adanya hokum yang mengatur aktivitas di dunia maya untuk menghindari efek negative seperti tindak criminal di dunia maya
    Pemerintah hendaknya memberikan alokasi dana atau subsidi  untuk memudahkan rakyat dalam menikmati fasilitas ICT seperti internet tanpa terkendala biaya yang mahal.
    Meningkatakan sumber daya pendidik yang tidak gagap teknologi dengan memberikan pendidikan dan latihan

3. Penerapan e-ducation di Indonesia mungkin saja dilakukan, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti:

·         Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan komputer, internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD, DVD, Web Camera dan lain-lain.

·         Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar. Materi-materi itu dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan komputer, seperti CD, DVD Pembelajaran Interaktif.

·         Pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar agar mencapai standar akademik.

·         Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk untuk mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut.

·         Dan yang tak kalah penting adalah, adanya kemauan dari semua pihak, dalam hal ini guru dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi tersebut.

Mengenai jenjang pendidikan yang sesuai untuk penerapan e-ducation ini adalah mulai dari sekolah menengah. Karena pada jenjang ini siswa telah dianggap cukup mampu untuk belajar secara mandiri tanpa pendampingan yang penuh seperti pada sekolah dasar .

Pembelajaran berbasis web adalah proses pembelajaran yang dilakukan melalui network (jaringan). Ini berarti dengan e-learning memungkinkan tersampainya bahan ajar kepada peserta didik menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi berupa komputer dan jaringan internet atau intranet.Dengan e-learning, belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja, melalui jalur mana saja dan dengan kecepatan akses apapun. Proses pembelajaran berlangsung efesien dan efektif.

Seperti mata pelajaran atau mata kuliah lainnya, materi PAI dapat dikemas sedemikian rupa  dalam halaman web. Materi-materi PAI dapat dikemas secara terpadu jika nantinya web tersebut akan dimanfaatkan untuk siswa-siswa pada sekolah umum. Sedangkan jika akan dimanfaatkan untuk siswa-siswa di madrasah (MI-MTS-MA), materi PAI dapat dikemas secara terpisah. Dengan kata lain ada materi Akidah-Akhlak, Qur’an-Hadits, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), atau Bahasa Arab. Bahan-bahan materi PAI dapat berupa berbagai macam media yang ada. Bahan-bahan tersebut bisa berupa teks, gambar, suara, video, animasi, simulasi dan lain sebagainya. Bisa jadi materi PAI memadukan satu-dua media, tetapi sangat mungkin juga memadukan semua media yang ada (multimedia).

Pengembangan materi PAI sebaiknya juga dikemas secara interaktif  dan menarik. Salah satu caranya adalah dengan mengintegrasikan berbagai macam media atau yang disebut multimedia. Dengan demikian diharapkan siswa nantinya dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya, dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Siswa memiliki kebebasan untuk belajar sesuai dengan keinginannya. Belajar menjadi tidak monoton, mengekang, dan menegangkan.

Referensi

https://tisaalbanetta.wordpress.com/2012/06/28/pembelajaran-pai-berbasis-internet/

http://yayatnurhayatiiaincrb.blogspot.com/search?q=drill

http://yayatnurhayatiiaincrb.blogspot.com/2011/12/model-model-pembelajaran.html

http://ekanatasya999.blogspot.com/2015/03/pembelajaran-berbasis-komputer.html

Forum tarbiyah vol 9 no 2, desenber 2011

Komentar

Postingan Populer